Hi jumpa lagi…
Masih di dunia telekomunikasi khususnya di bidang Core network GSM. Signaling link, definisi signaling pastinya dah banyak yg tahu lah teorinya, yaitu: cara/mekanisme bagaimana proses pembangunan/pembubaran hubungan, proses pengontrolan hubungan yang telah terbentuk. Maksud “hubungan” disini artinya bisa hubungan satu komunikasi antara pemanggil (calling party)-terpanggil (called party) ataupun antar perangkat-perangkat. Komunikasi antara pemanggil-terpanggil contohnya : MOC, MTC dll. Komunikasi antara perangkat-perangkat contohnya: MSC-HLR , SMSC-HLR, dll. Link : jalur/kanal/saluran yang menghubungkan antara 2 perangkat yang digunakan untuk komunikasi antar perangkat tersebut (gampangnya seperti itu).
Jenis signaling link.
Jenis signaling link dapat dibeda-bedakan berdasarkan jenis media transport/pembawanya dan dari kelas/level signaling tersebut.
- Berdasarkan transport/media pembawanya
- Time-Division Multiplexing (TDM) adalah suatu jenis digital yang terdiri dari banyak bagian di mana teradapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh dari spektrum frekuensi yang diberikan yaitu, bit arus, atau dengan menyisipkan detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda. (wikipedia). Dari definisi tersebut, pembawa untuk signaling link ini berupa satuan waktu, yang mana sebuah kanal fisik dibagi-bagi berdasarkan suatu metode tertentu untuk membawa informasi-informasi. Metode /cara pembagian kanal tersebut dikenal dengan metode PCM (Pulse Code Modulation); sekilas ttg PCM bisa dibaca di sini. Perlu diketahui bahwa sistem komunikasi di dunia memiliki 3 sistem standar, yakni sistem Eropa, sistem Amerika dan sistem Jepang. Berdasarkan media pembawa, pembawanya berupa T1/E1. Seperti yang diketahui bahwa T1/E1 adalah produk atau hasil dari suatu sistem modulasi. T1 merupakan hasil modulasi dari PCM 24 (sistem Amerika), sedangkan E1 merupakan hasil modulasi dari PCM 30 (sistem Eropa). Satuan terkecil/kecepatan terkecil dalam suatu link 64kbit/s. Dan yang digunakan di dunia telekomunikasi Indonesia memakai sistem standar Eropa.
Kembali ke jenis linknya, dari transport dan kecepatannya signaling link terdiri dari:
– LSL (Low Speed Link)
LSL, signaling link jenis ini menggunakan 1 timeslot untuk membawa informasi signaling. Jadi dalam 1 kanal E1 hanya 1 timeslot saja yang ditumpangi signaling, timeslot-timeslot yang yang lain bisa kosong/free, bisa juga untuk informasi trafik/kanal bicara/voice. Contoh, biasanya dalam suatu perangkat-perangkat infrastruktur telekomunikasi dilengkapi interface-interface E1. Kecepatan untuk link ini yakni 64kbit/s
Misal perangkat Huawei E1 port 0-0-0-1, hanya timeslot 1 saja yg akan digunakan untuk signaling, timeslot 2 s/d 31 free(idle). perangkat siemens DIU 1-7-3 , hanya timeslot 20 yang akan digunakan untuk signaling, selebihnya timeslot 1 s/d 19 dan 21 s/d 31 free (idle). Pemilihan penggunaan time slot yang akan dipakai ini bebas, dengan catatan harus ada kesamaan time slot dengan sisi lawan.
Ada kalanya ditemui dalam 1 E1 memiliki beberapa signaling link dengan tujuan ke berbeda-beda, Misal dalam kanal E1 yang sama timeslot 1 signaling ke perangkat A, time slot 15 signaling ke perangkat B, timeslot 30 signaling ke perangkat C. Hal ini bisa saja terjadi dengan adanya teknik yang memanfaatkan perangkat yang memiliki fungsi NUC (Nail Up Connection), atau aday juga yang menyebut SPC (Semi Permanent Connection). Insya Allah akan saya share pemahaman masalah ini di bagian lain.
-HSL (High Speed Link)
HSL, signaling link jenis ini enggunakan keseluruhan timeslot dalam satu channel E1/T1 untuk digunakan membawa informasi signaling. Jadi dalam 1 kanal E1, ke semua timeslot (timeslot 1 s/d 31 atau 1 s/d 24) digunakan untuk membawa informasi signaling, tidak ada lagi timeslot yang kosong/free. Kecepatan untuk link signaling ini yakni 2.048 Mbit/ss (Eropa), 1.544 Mbit/s (Amerika)
Misal perangkat Huawei E1 port 0-0-0-0, time slot 1 s/d 31 digunakan kesemuanya untuk membawa trafik signaling. Perangkat Siemens DIU 1-7-2, kesemua timeslot nya digunakan untuk membawa trafik signaling.
-ATM link
ATM (Asynchronous Transfer Mode), hampir sama dengan HSL. Signaling jenis ini menggunakan semua time slot untuk digunakan membawa informasi signaling. Hanya saja, signaling jenis ini membutuhkan indetifikasi virtual untuk Path dan channel nya. Identifikasi virtual ini (VCI – Virtual Channel Identifier & VPI – Virtual Path Identifier) harus sama di antara kedua sisi perangkat.
2. IP (Sigtran-Signaling Transport), silahkan baca langsung di Wikipedia. Gampangnya signaling link jenis ini membutuhkan jaringan IP untuk membawa informasi signaling. Selain informasi IP tujuan dan IP asal untuk membawa informasi ini, dibutuhkan pula port tujuan dan port asal. Beberapa jenis signaling link dengan media Sigtran ini:
-M3UA
-M2PA
-SUA
-M2UA
- Berdasarkan kelas/level signalling
Kelas/jenis signaling link ini dilihat dari fungsi atau level manfaat signaling link tersebut membawa informasi signalling dalam hirarki network. Berikut gambaran hirarkinya:
- A link: Access Link, sebuah access link menghubungkan sebuah signaling end point dengan sebuah STP.
- B link: Bridge Link merupakan link yang menghubungkan antara dua STP antara dua kota, tugas/manfaat utamanya sebagai bridge/jembatan trafik antar kota, misal antara STP JKT2 dengan STP SBY2
- C link: Cross Link, merupakan link antar STP yang identik/selevel. Cross Link ini hanya teraliri saat trafik tidak bisa menuju ke Destination/adjacent point code tujuan melalui Access Link nya. contoh STP JKT1 -STP JKT2 untuk kebutuhan internal
- D link: Diagonal Link, merupakan link antar STP yang lebih rendah ke STP yang lebih tinggi hirarki nya.
- E link: Extended Link, merupakan link dari SSP ke STP yang merupakan alternatif link dimana ada gangguan di Access LInk
- F link: Fully-associated Link merupakan yang menghubungkan antara dua Signalling end Point, misal HLR-MSC , MSC-SMSC
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/E-carrier
http://en.wikipedia.org/wiki/Asynchronous_Transfer_Mode
http://en.wikipedia.org/wiki/SIGTRAN
//
You must be logged in to post a comment.